DAFTAR
ISI
Latar Belakang i
Daftar Isi 1
Abstrak 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang 3
1.2
Rumusan Masalah 4
1.3
Tujuan Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku
organisasi 5
2.2 Pengertian Kepribadian 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kepribadian 6
3.2 Susunan Kepribadian dan
Contohnya 7
3.3 Faktor-Faktor Pembentuk
Kepribadian 8
3.4 Tipe-Tipe Kepribadian 10
3.5 Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Kepribadian 12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 15
4.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
ABSTRAK
Organizational Behavior is a
discipline that studies of the behavior of the individual and group levels
within an organization and its impact on the performance of both individual
performance, group, or organization (source: wikipedia) studied
organizational behavior as well to achieve the effectiveness of the
organization's goals. Key elements in organizational behavior are: human,
structural, technological, and organizational environment in which it operates.
This journal discusses the
development of the flow of the organization and management theory and its
characters that appear, their teaching ideas, and his contributions to the
concepts of organizational behavior. Understanding the development of the
organization aimed to study the behavior of individuals and their organizations
in it, in order to achieve organizational goals effectively.
Keywords: development of the flow
of the organization, flow character of the
organization, and management theory.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya
perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja
(baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi
juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang
telah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Organisasi terdiri dari berbagai individu yang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pemahaman akan perilaku individual dan
perbedaan-perbedaannya dapat membantu membuat organisasi itu semakin solid
sehingga akan lebih mudah mencapai tujuannya. Dalam
hal ini bahwa kepribadian seseorang tidak dapat dinilai dengan hanya melihat
orang tersebut dari luarnya saja. tetapi perlu diadakan pendekatan dan
penilaian secara psikologi dan pendekatan secara personal sehingga dapat
menilai individu secara lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih
valid.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, rumusan masalah yang bisa diambil adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan kepribadian itu?
2. apa saja susunan kepribadian, beserta contohnya?
3. Faktor-faktor pembentuk kepribadian?
4. Yang termaksud Tipe-tipe kepribadian?
5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Objektif :
a. untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kepribadian;
b. untuk mencari tahu susunan kepribadian;
c. untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk
kepribadian ;
d. untuk mengetahui Tipe-tipe kepribadian; dan
e. untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepailitan.
2. Tujuan Subjektif :
Untuk menambah pengetahuan dan cara berpikir penulis dalam menyelesaikan
masalah perilaku keorganisasian khususnya masalah kepribadian dan pengaruhnya
terhadap perilaku organisasi.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1
Pengertian Perilaku Organisasi
Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu
studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Menurut Duncan dalam Thoha (2007:5)
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu perilaku organisasi adalah
sebagai berikut:
- Studi perilaku organisasi termasuk
didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku
yang berusaha menjelaskan
- Perilaku organisasi sebagaiman suatu
disiplin ilmu mengenai bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan
diatur adan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya.
3.2
Pengertian Kepribadian
Kepribadia adalah jumlah total
kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari
lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang
dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan
pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan
diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan
satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Defenisi kepribadian
menurut para ahli dianataranya sebagai berikut:
Koentjaraningrat
Menurutnya kepribadian adalah susunan
unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku tiap manusia.
Roucek
dan warren
Mereka mendefenisikan kepribadian sebagai
organisasi faktor biologis,psikologis, dan sosiologis yang mendasari prilaku
seorang individu.
Theodore
M.Newcomb
Kepribadian sebagai organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki
seseoarang sebagai latar belakang prilaku.
Robbins,
(1993)
Kepribadian adalah cara dengan mana seseorang
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Jadi kepribadian
adalah keseluruhan prilaku seorang individu dengan sistem kecendrungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Dari sejumlah teori
tentang kepribadian, dan tidak ada suatu teori yang dianggap paling baik atau
paling benar. Untuk kondisi tertentu suatu teori mungkin lebih baik dalam
menjelaskan perilaku atau meramalkan respon seseorang.
2.2 SUSUNAN KEPRIBADIAN DAN CONTOHNYA
Susunan kepribadian
adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menjadi dasar perbedaan prilaku tiap-tiap
individu. Susunan kepribadian meliputi :
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang
dimiliki seorang individu diperoloeh melalui fantasi, pemahaman, dan konsep
yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang
berbeda dalam lingkungan hidupnya.Contohnya: pengetahuan yang dimiliki disimpan
dalam otak dan secara bertahap diwujudkan dalam bentuk prilaku. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dapat menentukan prilaku orang tersebut, karena
pengetahuan yang dimiliki indivodu berbeda-beda maka prilaku dan kepribadian
yang dimiliki menjadi berbeda-beda pula.
b. Perasaan
Perasaan yaitu kondisi
fisik/ keadaan dalam kesadaran diri individu yang menghasilkan penilaian
positif ataupun negatif terhadap sesuatu. Brntuk penilaina disasarkan
pada pengetahuan yang dimiliki seseorang, sehingga perasaan akan selalu
bersifat sbjektif yang dikarenakan adanya undur penilaian tersebut, sedangkan penilaian
individu satu dengan individu lainnya bisa saja berbeda-beda. Contohnya:
perasaan yang ada dalam diri manusia akan mempengaruhi kepribadiannya, dan
karena perasaan tiap-tiap individu berbeda maka kepribadian tiap-tiap individu
pun menjadi berbeda-beda pula.
c. Dorongan
naluri
Dorongan naluri adalah
kemauan yang menjadi naluri pada setiap individu. Secara umum terdapat
bermacam-macam dorongan nluri pada diri manusia. Contohnya: dorongan untuk
mempertahankan hidup, bergaul dan berinteraksi dangen sesama manusia, mendapat
ksaih sayang dari sesamanya, mencari makan, memenuhi kebutuhan
biologis,keindahan bentuk,gerak, warna, dan suara, berbakti, dan meniru tingkah
laku sesamanya.
2.3
FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK KEPRIBADIAN
-
Faktor Biologis
Tidak semua arakter fisik yang
menggambarkan kepribadian seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan
atau asumisi masyarakat mengenai karakteristik fisik tersebut. Sebagai contoh
adalah adanya asumsi dalam masyarakat bahwa seorang pria yang berkumis tebal
berkepribadian keras dan mudah marah, orang yang berbibir tipis identik dengan
karakteristik suka berbicara (cerewet),dan sebagainya. Sebenarnya karakteristik
fisik tersebut tidak menjamin orang bersangkutan memiliki kepribadian seperti
yang diasumsikan oleh masyarakat, namun karena adanya apriori yang berkembang
dalam masyarakat akibat kondisi kebudayaan sering kali memberi dampak
psikologis tertentu dalam diri seseorang dan kebudayaan memiliki kepribadian
seperti yang diasumsikan oleh orang banyak tersebut. Sehingga karakteristik
fisik dapat pula menjadi faktor pembentuk perkembangan kepribadian meskipun
tidak multak.
-
Faktor Geografis
Setiap daerah mempunyai kekayaan alam yang
berbeda-beda. Orang-orang yang tinggal di daerah yang kaya akan sumber daya
alam dan menyediakan sumber makanan yang melimpah cenderung berkepribadian
lemah dan malas, namun sebaliknya kondisi geografis yang tidak bersahabat
cendrung menjadikan masyarakatnya berkepribadian keras, kuat, dan perkerja
keras karena hal itu merupakan tuntutan untuk tetap bertahan hidup.
-
Faktor Kebudayaan Khusus
Adanya perbedaan kebudayaan pada setiap
masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang,
meskipun para sosiolog menyarankan agar tidak terlaly membesar-besarkan
persoalan ini.
-
Faktor Pengalaman Kelompok
Teman dalam suatu kelompok memberikan peran
yang cukup penting dalam pengembangan kepribadian seseorang yang positif. Hal
itu dikarenakan interaksi yang terjalin antarindividu dalam suatu kelompok
cukup memberi dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang. Terdapat
2 kelompok yang diaanggap berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang
yaitu:
1)
Kelompok Acuan (Kelompok Referensi)
Pembentukan
kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola interaksi dengan kelonmpok
acuanya pada tahun-tahun awal pertumbuhannya, yaitu dalam lingkungan keluarga.
Selain keluarga, kelompok acuan lain antaranya adalah teman sebaya, meskipun
peranannya dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian seorang anak akan
berkurang ketika ia mulai hidup secara mandiri. Contoh, seorang anak yang telah
lulus SMA/SMK akan lebih mandiri jika dibandingkan dengan anak yang baru lulus
SD ataupun SMP.
2)
Kelompok Majemuk
Kelompok majemuk
menujuk pada realita masyarakat yang lebih kompleks dan beraneka ragam. Dalam
kelompok majemuk seorang anak akan menemukan ada banyak orang dengan karakter
dan kepribadian yang berbeda-beda. Suatu pola hidup yang dianggap benar oleh
sebagian orang bisa jadi dianggap salah oleh sebagian orang yang lain. Dalam
kondisi yang demikian seorang anak harus berusaha keras mempertahankan haknya
untuk menentukan sendiri apa yang dianggap baik dan bermanfaat bagi diri dn
kepribadian nya sehingga tidak terserat pada arus perbedaan yang ada dalam
kelompok majemuk di mana ia tinggal.
-
Faktor Pengalaman Unik
Setiap individu pasti memiliki kepribadian
yang unik dan berbeda-beda dengan individu yang lain. Hal tersebut dikarenakan
tiap-tiap individu akan mengalami pengalaman hidup yang berbeda-beda pada
masing-masing individu.
2.4
TIPE-TIPE KEPRIBADIAN
Holland dalam Haryono
(2001) memformulasikan tipe-tipe kepribadian sebagai berikut :

Mereka yang berada dalam area ini adalah
cenderung sebagai orang yang memiliki keengganan social, agak pemalu, bersikap
menyesuaikan diri, materialistic, polos, keras hati, praktis, suka berterus
terang, asli, maskulin dan cenderung atletis, stabil, tidak ingin menonjolkan
diri, sangat hemat, kurang berpandangan luas, dan kurang mau terlihat.

Mereka yang berada dalam tipe ini cenderung
berhati-hati, kritis, ingin tahu, mandiri, intelektual, instropektif,
introvert, metodik, agak pasif, pesimis, teliti, rasional, pendiam, menahan
diri, dan kurang popular.

Orang-orang yang masuk dalam tipe ini
cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang yang “agak sulit”
(complicated), tidak teratur, emosional, tidak materaialistik, idealistic,
imaginative, tidak praktis, impulsive, mandiri, introspektif, intuitif, tidak
menyesuaikan diri dan orisinil/asli.

Mereka yang tergolong dalam tipe sosial ini
cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang yang suka kerjasama, suka
menolong, sopan santun (friendly), murah hati, agak konservatif, idealistic,
persuasive, bertanggung jawab, bersifat sosial, bijaksana, dan penuh
pengertian.

Mereka yang masuk dalam tipe ini cenderung
memperlihatkan dirinya sebagai orang yang gigih mencapai keuntungan, petualang,
bersemangat (ambisi), percaya diri, sosial, suka spekulasi, suka menonjolkan
diri, energik, dominan, argumentative dan suka bicara.

Mereka yang masuk dalam tipe ini adalah
orang-orang yang mudah menyesuaikan diri (comforming), teliti, dispensif,
efisien, kurang fleksibel, pemalu, patuh, sopan santun teratur dan cenderung
rutin, keras hati, praktis, tenang, kurang imajinasi, dan kurang mengontrol
diri.
2.5
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KEPRIBADIAN
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang oleh Robbins dikatakan ada tiga yaitu sebagai berikut:
a.
Keturunan
Bahwa kepribadian
seseorang dibentuk karena faktor orang tua seperti : pemalu, penakut, pemurung
atau sebaliknya.
b.
Lingkungan
Bahwa kepribadian
seseorang banyak disumbang oleh lingkungannya seperti : budaya, norma-norma
keluarga, teman dan kelompok social lainnya. Diindia sejak dini sudah
ditanamkan nilai-nilai kerja keras, sederhana, kekerabatan kepada generasi
mudanya. Di Bali ada nilai-nilai rendah hati, suka membantu, ramah kepada orang
yang hingga kini tetap mewarnai kepribadian sebagian besar generasi mudanya.
c.
Faktor yang lain adalah situasi.
Artinya, kepribadian
seseorang banyak ditentukan oleh bawahan lahir, lingkungan yang relatif stabil,
akan dapat berubah karena kondisi situasi tertentu yang berubah.
Atribut kepribadain yang mempengaruhi perilaku
keorganisasian oleh Robbins (2001) dijelaskan sebagai berikut:
1)
Sumber kendali
-
Internal, kepribadian yang menyakini bahwa segala apa yang
terjadi dapat dikendalikan sendiri.
-
Eksternal, kepribadian yang meyakini bahwa apa yang terjadi tergantung
pada kekuatan luar, seperti kemujuran, naib, atau kesempatan.
2)
Machiavellianisme
Kepribadian yang
cenderung kea rah fragmatis, menjaga jarak emosional, dan menyakini bahwa
tujuan dapat menghalalkan segala cara.
3)
Penghargaan diri
Kepribadian yang suka/
atau tidak suka terhadap diri sendiri. Individu yang memiliki penghargaan yang
tinggi terhadap diri sendiri. Individu yang memiliko penghargaan yang tinggi
terhadap diri sendiri adalah individu yang sangat yakin bahwa kapasitasnya
lebih tinggi dari tuntutan pekerjaan, suka resiko, senag pekerjaan yang
menantang.
4)
Pemantauan diri
Adalah cirri
kepribadian yang mengukur kemampuan dan menyesuaikan perilakunya kepada faktor
situasional.
5)
Pengambilan resiko
Adalah kepribadian
yang menakar segala keputusannya dengan resiko. Bagi pengambil resiko tinggi
keputusan lebih cepat dan sedikit membutuhkan informasi, sebaliknya yang
terjadi pada pengambil resiko rendah.
Daftar kepribadian
yang panjang dan banyak kurang begitu popular dikalangan praktisi perilaku
keorganisasian oleh Kreitner dan Kinicki (2003) daftar yang panjang itu dikemas
menjadi “dimensi kepribadian lima besar” yang menurut hasil riset berkolerasi
positif dengan prestasi kerja pegawai, hal mana sangat membantu organisasi pada
saat merencanakan seleksi, pelatihan, dan penilaian karyawan.
Adapun kelima dimensi
kepribadian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Ø Wawasan ekstra (extra
version) : supel, dapat bersosialisasi, tegas.
Ø Ramah (agreeableness)
: bersifat baik, percaya, ramah, kerjasam, berhati lembut.
Ø Teliti
(conscientiousness) : dapat diandalkan, bertanggung jawab, berorientasi
prestasi, menonjol.
Ø Stabilitas emosional (
emotional stability) : rileks, aman, tidak khawatir.
Ø Keterbukaan pada
pengalaman (openese to experience) : cerdas, imajinatif, ingin tahu, berpikiran
luas.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kepribadian adalah
keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Alasan paling penting mengapa manajer perlu
mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa
tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu
manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.
4.2 Saran
Seperti yang
kita ketahui kepribadian memilki definisi dan ciri ciri yang sudah disebutkan
diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita
hendaknya tahu betul apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu
kepribadian seseorang sehingga dalam proses pengorganisasian tidak terjadi
kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
-
Buchanan and A.
Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings.
London: Prentice
-
Handoko.
Hani T. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE: Yogyakarta
-
Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Ayu
Sriathi, Anak Agung. 2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi dua. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
-
Davis, Keith & Newstrom, John W.
1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Izin Copas ya min untuk tugas... Semoga bermanfaat
BalasHapusizin copas kak. terimakasih sangat bermanfaat
BalasHapus