strategi generik porter

Manajemen Strategi
STRATEGI GENERIK PORTER
(Differensiasi, Cost Leadership, Focaussed Cost Leadership)

OLEH :
Nama              :         IRA PARAMITA
Stambuk         :         (11179340)
Kelas              :         6C


               SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN MAKASSAR
           TAHUN AJARAN
            2013/2014



Soal :
1.      Sebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing Strategi  Generick Porter (differensiasi, kepemimpinan, focus) ?
2.      Bagaimana masing-masing strategi hubungannya dengan lima kekuatan bersaing?
Jawab :

1.     Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Strategi  Generick Porter Yaitu :
Dalam analisanya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter mengintrodusir 3 jenis strategi generik, yaitu:, Pembedaan Produk (Differentiation),Keunggulan Biaya (Cost Leadership) dan Focus.

a.       STRATEGI PEMBEDAAN
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.


Kelebihannya :
Strategi pembedaan mengharuskan perusahaan menyediakan produk yang memiliki keunikan ciri dan karakteristik bagi konsumennya. Karena keunikannya produk yang dibedakan dijual dengan harga tinggi. suatu perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi berusaha berbeda dari para pesaingnya dalam sebanyak mungkin dimensi . Semakin sedikit kemiripan antara barang dan jasa perusahaan dengan para pesaingnya semakin perusahaan itu dapat bertahan dari tindakan-tindakan pesaingnya

Kekurangannya:
v  Keputusan kelompok konsumen bahwa perbedaan antara produk yang dibedakan dan produk standar tidak senilai dengan harga tingginya produk yang dibedakan.
v  Ketidak mampuan produk yang dibedakan untuk menciptakan jenis nilai yang mau dibayar oleh konsumen.
v  Kemampuan pesaing untuk menyediakn konsumen dengan produk yang memiliki fungsi yang mirip dengan produk dibedakan, tetapi dengan biaya lebih rendah.

b.      KEPEMIMPINAN BIAYA
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).

Kelebihannya:

Kepemimpinan biaya mengefisienkan seluruh biaya produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi harga murah ini fokusnya pada harga, jadi biasanya produsen tidak terlalu perduli dengan berbagai faktor pendukung dari produk ataupun harga yang penting bisa menjual produk atau jasa dengan harga murah kepada konsumen. Warung Tegal misalnya mengandalkan strategi harga. Mereka tidak perduli dengan kenyamanan orang ketika makan, bahkan juga dengan kebersihan, yang penting bisa menawarkan menu makanan lengkap dengan harga yang sangat bersaing.

Kekurangannya:
v  peralatan manufaktur pemimpin biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya.hal ini mengakibatkan kemungkinan untuk pesaingnya memproduksi pada tingkat biaya yang lebih rendah daripada pemimpin biaya.
v  Terlalu banyak fokus pada pengurangan harga juga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu2 yang berkaitan dengan dimensi pesaing lainnya.
v  Yang terakhir resiko yang berkaitan dengan imitasi (penjiplakan). Dengan menggunakan kompetensi inti yang dimilikinya sendiri. Terkadang para pesaing belajar bagaimana cara meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkannya kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk yang ada saat ini dengan harga yang labih murah,bahkan pemimpin biaya harus tetap berhati-hati ketika mengurangi harga ke tingkat yang lebih rendah,jika harga barang dan jasa berada di posisi rendah secara tidak realistas,harapan pelanggan terhadap apa yang mereka lihat sebagai harga yang masuk akal akan sulit diubah.

c.       STRATEGI FOKUS
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing

Kelebihannya:
Perusahaan menggunakan strategi fokus untuk melayani kebutuhan khusus segmen yang sempit dari suatu pasar. Strategi ini akan berhasil jika perusahaan memiliki kompetensi inti yang dibutuhkan untuk memberikan nilai bagi suatu kelompok konsumen lebih dari nilai yang diberikan oleh perusahaan yang melayani konsumen tertentu di seluruh industri.

kekurangannya:
v  Kemampuan pesaing dalam menggunakan kompetensi intinya untuk lebih terfokus dengan cara melayani suatu segmen pasar yang yang didefinisikan dengan lebih sempit.
v  Keputusan dari pesaing tingkat industri untuk menggunakan sumber dayanya untuk melayani kebutuhan konsumennya yang khusus yang telah dilayani oleh perusahaan yang terfokus tersebut.
v  Penggunaan pembedaan dan kebutuhan di antara konsumen suatu pasar yang khusus dengan pasar keseluruhan.


2.        Hubungan Strategi Generik Porter Dengan Lima Kekuatan Bersaing Yaitu
Lima Kekuatan bersaing
Strategi Generik  Porter
Biaya Kepemimpinan
Strategi diferensiasi
Strategi fokus

Ancaman pendatang baru
Kemampuan untuk memotong harga sebagai pembalasan menghalangi pendatang potensial.
Loyalitas pelanggan dapat mencegah pendatang potensial
mencegah pendatang potensial.Fokus mengembangkan      kompetensi inti yang dapat bertindak sebagai entry barrier.
pembeli
kekuatan pada pembeli
Kemampuan untuk menawarkan harga yang lebih rendah untuk pembeli yang kuat.
Pembeli besar memiliki energi lebih sedikit untuk bernegosiasi karena alternatif dekat beberapa.
Pembeli besar memiliki energi lebih sedikit untuk bernegosiasi karena beberapa alternatif.
kekuatan pada penjual
Lebih baik terisolasi dari pemasok yang kuat.
Lebih mampu untuk meneruskan kenaikan harga pemasok   kepada pelanggan.
Pemasok memiliki kekuatan karena volume yang rendah, tetapi diferensiasi-fokus perusahaan adalah lebih mampu untuk lulus pada harga pemasok
barang pengganti
Dapat menggunakan harga rendah untuk mempertahankan diri pengganti
Pelanggan yang menjadimelekat membedakanatribut, mengurangiancaman pengganti
Produk khusus & kompetensi inti melindungi terhadap pengganti
intensitas persaingan
Lebih mampu bersaing di harga
Loyalitas merek untuk menjaga pelanggan dari saingan.
Rivals tidak dapat memenuhi diferensiasi yang berfokus pada pelanggan.
Strategi-strategi generik masing-masing memiliki atribut yang dapat berfungsi untuk membela terhadap kekuatan kompetitif. Tabel berikut membandingkan beberapa karakteristik dari strategi generik dalam konteks lima kekuatan Porter.Strategi generik dan Angkatan Industr.


RASIO BANK BRI Tbk

(Tugas 5    : Analisis Laporan Keuangan)
Dosen       : Asriani Junaid,SE.,M.Si.Ak


PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 31 DESEMBER 2010,2011, dan 2012
(ANALISIS RASIO LIKUIDITAS,RENTABILITAS DAN SOLVABILITAS)






OLEH :
NURAENI LUCIANA                                                    (11179336)
RINI WAHYUNI SUKRI                                                            (11179337)
A. NINGRAT KUSUMA WARDHANI                           (11179339)
IRA PARAMITA                                                           (11179340)

    SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan hidayahNya lah sehingga kami semua diberi kesehatan dan kesempatan guna untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W, karena telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman sekarang ini.
  Adapun judul dari makalah ini adalah “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS/ PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS OLEH PT BANK  Tbk” yang berisi tentang Profil perusahaan, Laporan Keuangan, dan kesimpulan Analisis Rasio berdasarkan standar Bank Indonsia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Sekian dan terima kasih


                                                                                    Makassar, Februari 2014

   Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Profil Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu Bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895di Purwekerto pada masa Hindia Belanda, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.



Kantor Pusat :
Gedung BRI Jl. Jenderal Sudirman Jakarta 10210 Indonesia
Tlp.                  : (62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279
Facs.                : (62-21) 2500065, 2500077
Website           : http://www.bri.co.id/

VISI BRI

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

MISI BRI

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
1.2 Bidang usaha
Bank BRI sampai saat ini memfokuskan diri untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat kecil seperti memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Kini bank tersebut telah memiliki unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

Produk dan Jasa Layanan Bank PT. Bank Rakyat Indonesia meliputi :
1.                        Tabungan BritAma
2.                        Tabungan Simpedes
3.                        Tabungan Simpedes TKI
4.                        Tabungan Haji
5.                        Tabungan BritAma Dollar
6.                        Tabungan BritAma Bisnis
7.                        Tabungan BritAma Rencana
8.                        Tabungan BritAma Valas
9.                        Tabungan BritAma Junio
10.                    TabunganKu


1.3Pemegang Saham

Bank BRI memiliki total saham sebanyak 56,75% yang dikelola Pemerintah Indonesia dan 43,25% lainnya oleh Publik baik individu ataupun institusi. Kini bank tersebut telah mempunyai kantor pusat di Jakarta.

1.4Penghargaan
Bank BRI mendapatkan  penghargaan sebagai Bank Umum Terbaik 2013 pada kategori  Bank dengan aset diatas Rp.100 Triliun peringkat berikutnya diraih oleh Bank BCA dan Bank Mandiri. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua Ikatan Bankir Indonesia Zulkifli Zaini kepada Randi Anto selaku Direktur Kepatuhan Bank BRI.
Penghargaan ini diberikan dengan 12 macam kriteria penilaian. Ke-12 kriteria yang digunakan adalah CAR 2012 (Capital Adequacy Ratio), NPL 2012 (Non Perfoming Loan), ROA 2012 (Return On Asset), ROE 2012 (Return On Equity), NIM 2012 (Net Interest Margin), BOPO 2012 (perbandingan beban operasional dengan pendapatan operasional), LDR 2012 (Loan To Deposit Ratio), pertumbuhan pendapatan bunga bersih, pertumbuhan pendapatan operasional selain bunga, pertumbuhan laba operasional, pertumbuhan kredit dan rasio cost to assset.
Ketua Tim Juri pemeringkatan bank 2013 Sigit Pramono yang sekaligus ketua Perbanas mengatakan tahun ini tim juri memilih tiga bank terbaik untuk masing-masing kategori.
“Keputusan ini diambil karena masing-masing bank terbaik memiliki keunikan dan keunggulan dibanding kompetitornya,” ucapnya, dalam acara best bank awards 2013 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (4/6/2013) malam. Ini bukan pertama kali Bank BRI menerima penghargaan sebagai The Best Bank. Pada tahun 2011 dan 2012 lalu Bank BRI berturut-turut mendapat penghargaan sebagai  Best Listed Companies dari majalah investor.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Laporan Keuangan
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 31 DESEMBER 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)




Nama Rekening
2010
2011
2012
ASET
Kas
9.975.712
10.525.973
13.895.464
Giro Pada Bank Indonesia
19.989.683
33.040.418
42.524.126
Giro Pada Bank Lain
5.658.116
5.533.225
4.842.146
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(63)
(61)
(171)
5.658.053
5.533.164
4.841.975
Penempatan Pada Bank Indonesia dan bank lain
83.272.390
73.596.656
66.242.928
cadangan kerugian penurunan nilai
(250)
(300)
-
83.272.140
73.596.356
66.242.928
Efek-Efek
22.516.173
33.919.026
41.137.640
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(1.510)
(1.510)
(760)
22.514.663
33.917.516
41.136.880
Tagihan Wesel Ekspor
741.757
4.828.569
5.934.772
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(7.418)
-
-
734.339
4.828.569
5.934.772










PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 31 DESEMBER 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)




Nama Rekening
2010
2011
2012
2012





Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
13.626.463
8.996.026
4.315.616

Efek-Efek Yang Dibeli Dengan Janji
501.381
9.383.298
9.550.521

Dijual Kembali

Tagihan Derivatif
87.870
17.818
28.850


Kredit Yang Diberikan
246.964.238
285.406.257
350.758.262

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(13.991.454)
(15.951.531)
(14.677.220)

232.972.784
269.454.726
336.081.042


Piutang Dan Pembiayaan Syariah
5.524.968
9.108.715
11.248.281

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(111.376)
(138.441)
(237.645)

5.413.592
8.970.274
11.010.636


Tagihan Akseptasi
666.878
1.692.176
4.786.121

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(6.669)
-
-

660.209
1.692.176
4.786.121


Penyertaan Saham
135.776
165.225
197.278

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(1.888)
(536)
(536)

133.888
164.689
196.742



Aset Tetap

Biaya Perolehan
5.405.013
5.990.344
7.218.807

Akumulasi Penyusutan
(3.836.068)
(4.137.526)
(4.414.441)

Nilai Buku Neto
1.568.945
1.852.818
2.804.366


Aset Pajak Tangguhan-Neto
2.295.101
2.631.958
2.024.911

Aset Lain-Lain Neto
4.880.779
5.293.505
5.961.840


TOTAL ASET
404.285.602
469.899.284
551.336.790







PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PER 31 DESEMBER 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Nama Rekening
2010
2011
2012
 LIABILITAS DAN EKUITAS



 LIABILITAS 



   Liabilitas Segera
4.123.639
3.961.640
4.911.852
SIMPANAN NASABAH
   Giro
77.048.697
76.262.900
79.403.214
   Giro Wadiah
315.779
515.829
671.800
   Tabungan
125.197.518
152.643.459
182.481.686
   Tabungan Wadiah
738.227
1.386.724
1.688.478
   Tabungan Mudharabah
54.005
102.790
195.285
   Deposito Berjangka
126.309.586
146.006.981
177.267.237
   Deposito Berjangka Mudharabah
3.988.585
7.345.662
8.458.683
Total Simpanan Nasabah
333.652.397
384.264.345
450.166.383
 Simpanan Dari Bank Lain Dan  Lembaga  Keuangan Lainnya
5.160.315
4.024.163
2.778.618
 Efek Yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali
526.365
102.681
-
 Liabilitas Derivatif
81.801
173.536
152.193
 Liabilitas Akseptasi
666.878
1.692.176
4.786.121
 Utang Pajak
1.930.923
1.105.997
895.695
 Pinjaman Yang Diterima
9.454.545
13.097.916
10.888.755
 Estimasi Kerugian Komitmen Dan Kontinjensi
93.422
152
414
 Liabilitas Lain-Lain 
9.766.026
9.520.061
9.758.418
 Pinjaman Subordinasi
2.156.181
2.136.288
2.116.562
Total Liabiitas
367.612.492
420.078.955
486.455.011















PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PER 31 DESEMBER 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

EKUITAS
   Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh
6.167.291
6.167.291
6.167.291
   Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
2.773.858
2.773.858
2.773.858
 Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan  Dalam Mata Uang Asing
47.237
49.153
44.912
Keuntungan Yang Belum Direalisasi Atas Efek-Efek    Dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Yang Tersedia Untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
561.564
765.004
740.459
   Saldo Laba
   Telah Ditentukan Penggunaannya
7.974.956
8.261.766
8.412.595
   Belum Ditentukan Penggunaannya
19.148.204
31.757.488
46.667.643
Total Saldo Laba
27.123.160
40.019.254
55.080.238
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk
36.673.110
49.774.560
64.806.758
 Kepentingan Non-Pengendalian
-
45.769
75.021
Total Ekuitas 
36.673.110
49.820.329
64.881.779
 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
404.285.602
469.899.284
551.336.790



PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal  31 Desember 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)



Nama Rekening
2010
2011
2012
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASINA

Pendapatan Bunga Dan Investasi
43.971.493
47.296.178
48.272.021
Pendapatan Syariah
643.669
868.170
1.338.400
Total Pendapatan Bunga, Invetasi Dan Syariah
44.615.162
48.164.348
49.610.421

Beban Bunga Dan Pembiayaan Lainnya
(11.448.953)
(13.275.304)
(12.599.060)
Beban Syariah
(277.606)
(461.968)
(527.595)
Total Beban Bunga,Pembiayaan Lainnya Dan Syariah
(11.726.559)
(13.737.272)
(13.126.655)
 Pendapatan Bunga-Neto
32.888.603
34.427.076
36.483.766

 PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 
Imbalan
2.732.255
3.217.666
3.698.598
Penerimaan Kembali Aset Yang Telah dihapusbukukan   
1.525.143
1.797.048
2.258.387
Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing-Neto
773.019
35.521
428.800
Keuntungan Dari Penjualan Efek-Efek Dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah-Neto
152.888
132.246
42.670
Provisi Dan Komisi Lainnya
80.253
151.155
230.961
Keuntungan Yang Belum Direalisasi Dari Perubahan Nilai Wajar Efek-Efek Dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah – Neto
3.321
13.651
13.371
Lain-Lain
277.654
428.688
1.716.945
Total Pendapatan Operasional Lainnya
5.544.533
5.775.975
8.389.732

Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Keuangan-Neto
(7.880.536)
(5.791.658)
(2.668.177)
(Beban) Pembalikan Estimasi Kerugian Komitmen Dan Kontinjensi-Neto
8.315
93.623
(262)
Pembalikan Cadangan (Beban Penyisihan) Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Non-Keuangan-Neto
(45.222)
164.841
(31.489)








PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal  31 Desember 2010,2011, dan 2012
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA



Tenaga Kerja Dan Tunjangan
(8.675.721)
(8.700.847)
(9.605.547)
Umum Dan Administrasi
(4.711.444)
(5.678.786)
(6.343.661)
Premi Program Penjaminan Pemerintah
(523.991)
(624.057)
(749.297)
  Lain-Lain
(2.202.536)
(2.081.937)
(2.792.527)
 Total Beban Operasional Lainnnya
(16.113.692)
(17.085.627)
(19.491.032)

 Laba Operasinal
14.402.001
17.584.230
22.682.538
Pendapatan Non Operasional-Neto
506.229
1.171.650
1.177.034
 Laba Sebelum Beban Pajak
14.908.230
18.755.880
23.859.572
Beban Pajak
(3.435.845)
(3.667.884)
(5.172.192)
 Laba Tahun Berjalan
11.472.385
15.087.996
18.687.380

 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA:
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
(42.710)
1.916
(4.241)
 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual - neto dengan jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekapitalisasi yang tersedia untuk dijual.
172.101
274.402
(33.481)
Pajak Penghasilan Terkait Dengan Komponen Pendapatan Komprehensif Lainnya
(43.025)
(67.813)
11.350
Penyesuaian Atas Transaksi Kepentingan Non-Pengendalian
-
-
20.342
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjaln Setelah Pajak
86.366
208.505
(6.030)

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
11.558.751
15.296.501
18.681.350

LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
 Pemilik Entitas Induk
11.472.385
15.082.939
18.680.884
Kepentingan Non-Pengendalian
-
5.057
6.496
 Total
11.472.385
15.087.996
18.687.380

 Laba Komprehensif Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Pemilik Entitas Induk
11.558.751
15.288.295
18.652.098
 Kepentingan Non-Pengendalian
-
8.206
29.252
 Total
11.558.751
15.296.501
18.681.350

 Laba Tahun Berjalan Per Saham Dasar Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk 
Dasar(Dalam Rupiah Penuh)
478,36
628,91
778,93


2.2               Pengertian Rasio Likuiditas , Solvabilitas, Dan Rentabilitas
-          Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya. Rasio ini terdiri atas :

a.       Quick rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan ( dana pihak ketiga) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.
b.      Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki oleh bank.
c.       Loan to deposit ratio  (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlh kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
d.      Assets to loan ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.

-          Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dna untuk membiayai kegiatannya.Rasio ini terdiri atas :

a.     Primary ratio merupakanlan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.
b.     Risk assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
c.     Secondary risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinngi.
d.     Capital adequancy ratio adalah estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga.

-          Rasio Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini terdiri atas:

a.        Gross profit margin digunakan untuk megetahui persentase laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.
b.       Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.
c.        Return on equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
d.       Return on total assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilakan income dari pengelolaan aset.
NO
NAMA RASIO
2010
2011
2012
                       RASIO LIKUIDITAS :








1
Kas
9.975.712
10.525.973
13.895.464
 Giro Pada Bank Indonesia
19.989.683
33.040.418
42.524.126
 Giro Pada Bank Lain
5.658.116
5.533.225
4.842.146
CASH ASSETS ( kas + giro pada bank indonesia + giro pada bank lain)
35.623.511
49.099.616
61.261.736

  TOTAL DEPOSITO = TOTAL SIMPANAN NASABAH 
333.652.397
384.264.345
450.166.383

QUICK RATIO = (CASH ASET/TOTAL DEPOSITO) X 100%
10,68%
12,78%
13,61%







2
 ASET LIKUID  = CASH ASSETS
35.623.511
49.099.616
61.261.736

 Giro + giro wadiah
77.364.476
76.778.729
80.075.014
 liabilitas segera
4.123.639
3.961.640
4.911.852
 SHORT TERM BORROWING = giro + giro wadiah + liabilitas segera
81.488.115
80.740.369
84.986.866

CASH RATIO = (CASH RATIO/SHORT TERM BORROWING) X 100%
43,72%
60,81%
72,08%






3
TOTAL LOAN = KREDIT YANG DIBERIKAN
246.964.238
285.406.257
350.758.262
TOTAL DEPOSIT
333.652.397
384.264.345
450.166.383
EQUITY CAPITAL = TOTAL EKUITAS
36.673.110
49.820.329
64.881.779

LOAN TO DEPOSIT RATIO  (LDR) = (TOTAL LOANS / (TOTAL DEPOSITO + MODAL )) X 100%
66,69%
65,75%
68,10%








4
 TOTAL LOAN
246.964.238
285.406.257
350.758.262
 TOTAL ASSETS
404.285.602
469.899.284
551.336.790

ASSETS TO LOAN RATIO = (TOTAL LOANS / TOTAL ASSETS) X 100%
61,09%
60,74%
63,62%

                       RASIO SOLVABILITAS :

1
EKUITY CAPITAL
36.673.110
49.820.329
64.881.779
TOTAL ASSET
404.285.602
469.899.284
551.336.790
PRIMARY RASIO=  (EQUITY CAPITAL / TOTAL ASSETS) X 100%
9,07%
10,60%
11,77%







2
EQUITY CAPITAL
36.673.110
49.820.329
64.881.779
TOTAL ASSETS
404.285.602
469.899.284
551.336.790
CASH ASSETS
35.623.511
49.099.616
61.261.736
SEKURITAS
22.516.173
33.919.026
41.137.640

RISK ASSET RATIO= EQUITY CAPITAL/(TOTAL ASSETS-CASH ASSETS-SEKURITAS) X 100%
10,59%
12,88%
14,45%





2.3               Perhitungan Rasio Likuiditas , Solvabilitas, Dan Rentabilitas


3

EQUITY CAPITAL
36.673.110
49.820.329
64.881.779
Total aset
404.285.602
469.899.284
551.336.790

Aset tetap =nilai buku
1.568.945
1.852.818
2.804.366

Aset lain-lain
4.880.779
5.293.505
5.961.840

 Cash asset
35.623.511
49.099.616
61.261.736

 Sekuritas
22.516.173
33.919.026
41.137.640

SECONDARY RISK ASSETS = total aset-(asettetap+aset lain-lain+cash aset)
339.696.194
413.653.345
481.308.848



SECONDARY RISK RATIO = (EQUITY CAPITAL / SECONDARY RISK ASSETS) X 100%
10,80%
12,04%
13,48%




4
EQUITY CAPITAL
36.673.110
49.820.329
64.881.779

TOTAL LOANS
246.964.238
285.406.257
350.758.262

SEKURITAS =Efek-Efek Sisi Aktiva
22.516.173
33.919.026
41.137.640



 CAPITAL ADEQUACY RATIO= (EQUITY CAPITAL/( TOTAL LOANS + SEKURITAS)) X 100%
13,61%
15,60%
16,56%




RASIO RENTABILITAS

1
Pendapatan bunga
43.971.493
47.296.178
48.272.021

Pendapatan operasional
5.544.533
5.775.975
8.389.732

JUMLAH OPERATING INCOME = pendapatan bunga + operasional
49.516.026
53.072.153
56.661.753




Beban bunga
11.448.953
13.275.304
12.599.060

Beban operasional
16.113.692
17.085.627
19.491.032

JUMLAH OPERATING EXPENSES = beban bunga + operasional
27.562.645
30.360.931
32.090.092



GROSS PROFIT MARGIN=( ( OPERATING INCOME- OPERATING EXPENSES) /  OPERATING INCOME ) x 100%
44,34%
42,79%
43,37%



2
Pajak 30%




Pendapatan = Laba Sebelum Beban Pajak
14.908.230
18.755.880
23.859.572

NET INCOME = PENDAPATAN X (100-30%)
11.777.502
14.817.145
18.849.062

0PERATING INCOME
49.516.026
53.072.153
56.661.753



NET PROFIT MARGIN= (NET INCOME / OPERATING INCOME)X100%
23,79%
27,92%
33,27%



3
NET INCOME
11.777.502
14.817.145
18.849.062

EQUITY CAPITAL
36.673.110
49.820.329
64.881.779




RETURN ON EQUITY CAPITAL (ROE) = (NET INCOME / EQUITY CAPITAL) X 100%
32,11%
29,74%
29,05%



4
0PERATING INCOME
49.516.026
53.072.153
56.661.753

TOTAL ASET
404.285.602
469.899.284
551.336.790




  RETURN ON TOTAL ASSETS (ROA) =  (0PERATING INCOME /  TOTAL ASET) X 100%
12,25%
11,29%
10,28%


BAB III
KESIMPULAN
(ANALISIS RASIO)
ANALISIS BERDASARKAN STANDAR BANK INDONESIA
NO
JENIS RASIO
2010
2011
2012
RATA-RATA
STANDAR BI
KETERANGAN
RASIO LIKUIDITAS :

1
Cash  Ratio
43,72%
60,81%
72,08%
58,87%
> 3%
SEHAT
2
Loan To Deposit Ratio (LDR)
66,69%
65,75%
68,10%
66,85%
85% - 100%
TIDAK SEHAT
RASIO SOLVABILITAS :
3
Capital Adequancy Ratio (CAR)
13,61%
15,60%
16,56%
15,26%
> 8%
SEHAT
RASIO RENTABILITAS:
4
Return On Equity (ROE)
32,11%
29,74%
29,05%
30,30%
5% - 12,5
SEHAT
5
Return On Assets (ROA)
12,25%
11,29%
10,28%
11,27%
0,5% - 1,25%
SEHAT



Dari data diatas perhitungan rata-rata selama tiga periode untuk empat rasio yang terdiri dari Cash Ratio, Return on Asset, Return on Equity dan Capital Adequacy Ratio dinyatakan sehat. Hal ini berdasarkan dimana hasil rata-rata perhitungan rasio selama tiga tahun PT Bank Rakyat Indonesia periode 2010 – 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan standar Bank Indonesia.

Kemudian dari data diatas perhitungan rata-rata selama tiga periode untuk satu rasio yaitu Loan to Deposit Ratio dinyatakan tidak sehat. Hal ini berdasarkan hasil rata-rata perhitungan rasio selama tiga tahun PT Bank Rakyat Indonesia periode 2010 –2012 lebih rendah dibandingkan dengan standar Bank Indonesia.


1.      Perhitungan Cash Ratio (CR) secara rata-rata selama tiga periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yaitu > 3%yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dikatakan sehat dari sisi Cash Ratio dengan rata-rata 58,87%, karena sisi short term borrowing totalnya lebih besar dari total liquid aset, hal ini disebabkan karena rekening giro merupakan kontribusi terbesar dari short term borrowing, atau dalam hal ini kemampuan bank menghimpun dana nasabah dalam bentuk rekening giro, serta kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki Bank Rakyat Indonesia.

2.      Kemudian untuk perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara rata-rata selama tiga periode masih dibawah standar Bank Indonesia sebesar 85% - 100 % yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dapat dikatakan tidak sehat dari sisi Loan to Deposit Ratio dengan rata-rata 66,85%, karena sisi total deposito (dana pihak ketiga ditambah KLBI) dan modalnya mempunyai total sangat besar dibandingkan total loans dari bank tersebut, hal ini disebabkan kurangnya kemampuan bank dalam menyalurkan dananya dalam bentuk kredit terhadap masyarakat, bank dapat dikatakan sehat jika bank tersebut mencapai standar, yaitu antara 85%-100%.

3.      Untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) secara rata-rata selama tiga periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia yaitu > 8%yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dikatakan sehat dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rata-rata 15,26%, karena semakin besar rasio CAR yang dimiliki oleh bank, bank akan semakin mampu menyediakan modal dalam jumlah besar, hal ini disebabkan dalam pemberian kredit dan perdagangan sekuritas yang dikeluarkan oleh bank yang mungkin menimbulkan resiko yang terjadi, sehingga bank memerlukan modal yang sangat besar untuk menimalisir resiko yang akan terjadi, akan tetapi Bank Rakyat Indonesia mampu menutupi resiko dalam pemberian kredit dan perdagangan sekuritas yaitu dengan modal yang dimiliki oleh bank.

4.      Perhitungan Return on Asset (ROA) secara rata-rata selama tiga periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia (0,5% -1,25%) yang berarti PT Bank Rakyat Indonesia dikatakan sehat dari sisi Return on Asset dengan rata-rata 11,27%, karena adanya kemampuan manajemen bank menghsilkan income atau pendapatan dari pengelolaan aset bank tersebut, dimana jumlah operating income diperoleh dari jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya.

5.      Untuk Return on Equity (ROE) secara rata-rata selama tiga periode diketahui berada diatas standar Bank Indonesia (5% - 12,5%) yang berarti PT Bank Rakyat indonesia dikatakan sehat dari sisi Return on Equity dengan rata-rata 30,30%, karena adanya kemampuan manajemen bank dalam mengelola equity capital yang ada untuk mendapatkan net income.